Beranda » Kolektif Cari Nama dengan Welcome to the Simulation World

Kolektif Cari Nama dengan Welcome to the Simulation World

Dunia telah sampai pada kondisi yang begitu sempurna. Segalanya menjadi ada, bahkan melampaui. Tidak ada lagi batasan untuk menjadi. Realitas dipenuhi kelimpahruahan. Barangkali jika ada pertanyaan tentang masa depan, hanyalah milik masa kanak yang tidak lagi sempat melihat sungai yang jernih dan gunung yang menghasilkan kehidupan. Sebab, bagi anak-anak yang manis dan lugu, dunia terasa begitu android; seluruhnya ada dan mewujud. Lalu apakah arti pertanyaan masa depan bagi anak-anak? Sementara dunia yang kini berjalan dipenuhi mitos dan kepalsuan. Apa yang menarik setelah di depan kelas kita bacakan cita-cita yang berbusa itu? Atau jangan-jangan kita lupa, surga ditelapak kaki ibu? Betulkah? Bagaimana jika segalanya adalah hasrat hedonistik yang tak pernah habis? Bahkan, untuk surga yang katanya indah dan suci itu. Mitos tentang surga, kini adalah tentang konsumsi kenikmatan sepanjang hayat yang tiada habisnya. Akankah kita bosan?

Kolektif ini dibentuk dengan kesepakatan untuk melakukan proses kreatif bersama. Proses kreatif yang dilakukan mempelajari seputar fenomena hiperealitas yang terjadi di dalam masyarakat konsumer untuk kemudian disikapi ke dalam peristiwa-peristiwa pertunjukan.

Selama proses berlangsung, mereka memilih estetika performance art sebagai bentuk pertunjukan. Prosesnya bergerak tergantung bagaimana penyikapan terhadap wacana, ruang, dan waktu yang melingkupi latihan-latihan. Mereka mencoba membangun kultur yang organik untuk menemukan karakter, peristiwa, maupun susunan peristiwa yang berlangsung. Bahkan, keseharian para aktor di dalam dunia virtualnya, di Instagram, turut menjadi ruang eksplorasi. Setiap hari, ketika pertemuan diri aktor dan peristiwa kehidupan berlangsung, maka kesadaran perform itulah pula yang menjadi proses latihan para aktor. Sehingga tiada kata “tidak berlatih”. Sebab, pertunjukan dihasilkan dari kedekatan diri para penciptanya. Kalaupun ada yang jauh, maka seniman itulah yang akan berupaya untuk melakukan pendekatan terhadap diri, agar proses ketubuhan individu yang organik itu bisa diwujudkan dengan benar.

Naskah yang ditulis juga hanya sebagai panduan yang membatasi tematik tentang dunia hiperealitas di dalam masyarakat konsumer. Ketika teks-teks itu dieksplorasi ke dalam peristiwa pertunjukan, maka para aktor juga akan bekerja membangun peristiwa bersama. Peristiwa pertunjukan yang diwujudkan adalah hasil eksplorasi wacana yang saya tulis dan dikembangkan oleh masing-masing ketubuhan individu aktor yang menjalani proses kreatif tersebut. Sampai akhirnya, perwujudan teater yang mengambil kehidupan sebagai refrensinya akan dikembalikan kepada realitas pertunjukan, realitas penonton, dan realitas kita yang hidup dan melampaui.

Diikuti oleh seniman:

Kadek Delia Arisani (@deakadek), Syarif Ubaidillah (@ghoubeat), Rakha Gusti Pangragil (@rakha_gp), Xaverius (@Xavepam.pn), Tiara Ayu Anggraini (@_tiaraayu01), Dimas Eriyanto (@deepxmarks), dan Nano Suharno (@enggartata).

Forum Senin Legi keempat mempersembahkan Kolektif Cari Nama dengan pertunjukan “Setelah Pertanyaan Masa Depan: Welcome to the Simulation World”.

Karya/Sutradara: Nano Suharno

Senin, 13 Mei 2019, pukul 19.00 WIB di @impala.space

Diskusi pascapertunjukan:

Ahmad Khairudin – @adinmbuh (antropolog dan penyair) dan @aristyakuver (Forum Senin Legi)

Forum Senin Legi

Forum Senin Legi

Forum Percaturan Seni

Kembali ke atas